Buleleng,Intelmediabali.id-
Tak akan lekang oleh Zaman Dan sudah merupakan tuntutan karena kecepatan informasi melalui teknologi menggeser Teori serta Strategi model lama
Dunia Maya atau Medsos Bahkan dunia digital tidaklah selalu negatif kecepatan informasi dalam hitungan detik sampai adalah pencapaian terhebat dalam teknologi dan sistem penyampaian informasi kepublik ,tetapi ada sisi buruk dan negatif jika kita telusuri yaitu Propoganda 'hitam' ,akun palsu yang di gunakan dan team buzzer yang mengikuti pesanan ,kita sederhanakan agar gampang dipahami
Secara umum propaganda adalah sebagai skema untuk mempropagandakan suatu doktrin atau tindakan kepada seseorang atau sekelompok orang yang disebarkan melalui kata-kata, suara, iklan komersial, musik, gambar dan simbol-simbol lainnya.
Teori Propaganda
Salah satu teori tentang Ilmu Komunikasi (Communicology) adalah “Pernyataan antar manusia yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti.”
Webster’s Third New International Dictionary tentang Propaganda mengemukakan sebagai berikut:
“Doktrin, idea/gagasan/pemikiran, argumentasi/alasan/bantahan, fakta, pernyataan yang disebarkan secara sengaja melalui sesuatu medium/sarana komunikasi untuk meneruskan maksud seseorang guna menumbuhkan suatu gerak atau untuk menghancurkan kehendak yang bertentangan dari pihak lainnya”.
Dalam kamus yang sama tetapi cetakan ke 5 Tahun 1975 dikemukakan sebagai berikut:
“Pernyataan, fakta, pendapat/opini, argumentasi dan lain sebagainya disebarkan secara sistematis dengan tujuan untuk membantu atau merusak seseorang, kelompok, lembaga atau gerakan. Penyebar informasi (pesan) sedemikian, sekarang ini seringkali tidak mengindahkan sesuatu yang kurang benar/nyata, distorsi/pemutar balikan. Menurut kenyataan usaha sedemikan terutama dilakukan oleh Golongan atau kelompok ”.
Buzzer biasanya memiliki jaringan luas atau punya akses ke informasi kunci, mampu menciptakan konten sesuai konteks, cakap menggunakan media sosial, persuasif, dan digerakkan motif tertentu.
Berdasarkan wawancara dengan dua pihak agensi dan lima influencer juga buzzer, Rinaldi menyebut, perekrutan buzzer untuk politik ini berbeda dengan influencer untuk pemasaran produk.
Perekrutan influencer untuk brand biasanya dilakukan jelas dan akuntabel. Pekerjaan dilakukan atas dasar kontrak, diberikan arahan, hingga kesepakatan rate dan pelunasan.
Beberapa influencer produk pun biasanya mengumumkan jika kontennya adalah promosi atau disponsori pihak tertentu.
"Hal tersebut tidak berlaku untuk buzzer politik. Sering kali tidak ada perjanjian hitam di atas putih. Perekrutan bisa dilakukan dengan mengandalkan relasi dan jaringan yang ada," kata Rinaldi.
Contohnya dengan merekrut mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi negeri dan swasta. Untuk buzzer dengan motif sukarela, mereka biasanya berkumpul dalam sebuah grup besar seperti di Facebook dan Telegram.
Mereka kemudian diseleksi secara bertahap untuk melihat militansi dan loyalitasnya. Setelah terkumpul yang sudah terseleksi akan diajak bertemu tatap muka.
Selain itu, ada pula strategi menggunakan bot atau akun palsu.
Dulu, cara ini sangat populer karena kontrol, verifikasi, dan pengaturan media sosial terhadap keaslian akun dan konten di platform masih longgar.
Satu orang bisa membuat dan memegang puluhan sampai ratusan akun. Di sisi lain literasi publik masih rendah sehingga relatif lebih mudah dipengaruhi. Bot menjadi alat kampanye yang efektif.
Kita ambil contoh Berdasarkan data dari Similarweb (website pengukur dunia digital), beberapa website yang diindikasi sebagai salafi/wahabi, pada bulan Juni 2020 lalu memiliki peringkat dan jumlah pengunjung yang cukup baik, bahkan melampaui website-website yang dikelola oleh NU dan Muhammadiyah. Website mereka seperti almanhaj.or.id (1,7 jt), muslim. or.id (2,6 jt), portal-islam.id (3,25 jt), eramuslim. com (2 jt),
Terakhir apakah yang dapat disimpulkan ,jangan termakan propaganda yang menggiring opini ,abaikan akun palsu karena jelas mereka adalah pengecut tidak berani menampakan data asli yang bisa di pertanggung jawabkan ,dan lawan melalui data dan fakta yang valid (RED/Imam Heru)
#Dirangkum dari berbagai sumber #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar