Buleleng, Perhelatan Pilkada Buleleng masih lama sekitar Bulan November 2024 , Namun asmosfir panasnya pertarungan mulai terasa bahkan sebelum ulasan khusus ini dibuat .
Kabupaten Buleleng dengan DPT 611 ribuan yang mencakup 9 Kecamatan dan 100 san Desa kalau dalam peta strategi pemenengan di bagi menjadi 3 Zona , Buleleng Timur , Tengah Dan Barat . Zona Timur meliputi Tejakula, Kubutambahan dan Sawan .sedangkan Zona tengah meliputi kecamatan Buleleng , Sukasada dan Banjar , dan terakhir Zona Barat yang meliputi Busung biu , Seririt dan Gerokgak .
Strategi pemenangan Pilkada Buleleng 2024 tidak akan pernah lepas dari 2 Faktor penting , Anggota dewan terpilih sejumlah 45 Orang yang terdiri dari Lintas Partai , Para tokoh masyarakat yang mempunyai basis massa , juga Perbekel dan Kelian Adat karena proses pemilihan juga mengunakan metode pemilihan langsung ditambah fanatisme kawitan .
Lantas bagaimana kah membaca kekuatan partai , tentunya dengan melihat secara luarnya dengan konteks Koalisi .pasca rontoknya dua calon independen karena tidak memenuhi syarat dan ketentuan KPU , analisis berdasar Puldaket di proyeksi ada 3 Calon Dari Partai politik
Faktanya yang mampu berdikari dalam mengusung Paslon di Pilkada Buleleng hanya ada 2 Partai Yakni PDI Perjuangan Dan Golongan Karya (Golkar ) yang mana dari sisi parlementaria diangka 18 dan 11 , Partai lain misal Nasdem , Demokrat , Gerindra , Hanura dan PKB wajib melakukan Koalisi dalam mengusung Paslon umum syarat minimal 9 di legislatif
Di atas kertas PDI Perjuangan Menang Telak dengan angka 120 ribuan disusul Golkar .Namun tidak di pungkiri hasil dari Pemilihan Legislatif kemaren adalah karena sosok figur kedaerahan , hal ini berdasar dari beberapa Incumben yang harus legowo tidak terpilih lagi karena suara nya kalah dari pendatang baru (New Comer ) bahkan rata di beberapa kecamatan .
Pertaruhan Gengsi dan Potensi kemenangan tidak bisa di pake main -main lagi dalam Pilkada Buleleng 2024 - 2029 , tentunya di Pusat Partai menjadi perhatian khusus dan serius karena Sosok Figur adalah Penentu , Model Pemilihan Legislatif , Pemilihan Presiden yang lalu tidak berbeda dengan Proses Pemilihan Pemimpin Daerah metodenya .
Kemenangan di tentukan oleh sosok figur dan kedekatan dengan masyarakat ditunjang kepopulerannya ,
Dipastikan , Isu Bandara di Buleleng Akan digoreng ulang sebagai komoditas unggulan untuk meraup simpati dan dukungan , Namun sebenarnya Kabupeten Buleleng bukan hanya perlu Bandara tapi opsi lain juga Urgenitas Pelabuhan bertaraf Internasional sehingga Kapal Pesiar bisa berlama -lama dan
berlabuh sehingga meningkatkan perekonomian . Pertanyaan kenapa yang sudah ada tidak di maksimalkan saja ? Belum lagi Bandara Letkol Wisnu Di Sumber Kima yang kini tidak beroperasi lagi pasca BIFA tidak lagi memakai landasan untuk kegiatan penerbangan .
Beberapa waktu lalu kami meminta tanggapan dari salah satu petinggi PELINDO Celukan bawang secara teknis Kenaikan Tingkat (Grade) Pelabuhan dimungkinkan dengan catatan rasio putar dan parkir Kapal Pesiar diatur ulang sehingga safeti pelayaran tidak terganggu dan memenuhi kelayakan .
Tanpa adanya Bandara pun Perekonomian Buleleng bisa melaju pesat , Misal dibuat Pasar Hewan , DTW Baru yang berbeda dengan Bali Selatan dengan Memamfaatkan Kearifan lokal dan Potensi Wilayah .
Syarat idelal pemimpin Buleleng menurut kami hanya harus memiliki Idealis yang tinggi , kepedulian yang peka , dan Saje ( Serius ) dalam menata ulang serta punya tindakan yang besar dan nyata melalui visi dan misi yang jelas dibidang , Pariwisata , Pendidikan , kesehatan , Pertanian dan lain sebagainya untuk memajukan kabupeten Paling Luas di Pulau Bali ini .
(Imam Heru )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar