Buleleng, Intelmediabali.id -
Beberapa saat yang lalu publik disuguhkan manuver politik dari berbagai kalangan para calon yang mau maju di Pilkada Serentak Bali , ada yang masuk akal dan realistis dalam melangkah ada juga yang diluar nalar supaya mendapat simpatik publik .
Layu sebelum berkembang dan langkah apapun dilakukan walau dalam kacamata strategi dan analisis jauh panggang dari api dan menjadi guyonan elit politik partai itu sendiri .
Bagaimana itu tidak menjadi perbincangan hangat di publik dan masyarakat , wujud bakti sebagai pelayan masyarakat dan hamba tuhan yang berlandaskan agama untuk berbuat yang terbaik melalui pengabdian ,tergerus oleh nafsu berkuasa dan menjadi orang no 1
Pertanyaan publik yang mengemuka adalah apakah benar koalisi gemuk yang di bangun adalah pengejewantahan suara dan anspirasi politik rakyat bukan sebagai bagian dari strategi melanggengkan kekuasaan belaka ? Hal ini tentunya beralasan misal Masalah Isu Bandara , Pertemuan yang di gagas sepanjang pengetahuan yang team media dari data yang kami himpun, tidak pernah melibatkan civitas akademis , Pelaku Pariwisata , Komponen masyarakat dan bagaimanakah rakyat buleleng sendiri melihat dan memandang dari kaca matanya pembangunan sebuah bandara di daerahnya .
Narasi yang dibuat adalah dengan adanya bandara di pastikan Buleleng akan hilang kemiskinan dan perekonomian melonjak tinggi , team media mendapat 2 Blue Print Bandara yang rencananya berada diantara 2 lokasi , Kubutambahan dan Sumber Klampok dengan Plus Minusnya
Pembangunan bandara di pastikan akan membuat untung besar Pemilik tanah dan investor yang jauh hari sudah menancapkan kukunya dengan mengelontorkan dana yang tidak sedikit, makelar tanah , cukong politik , makelar kasus bergentanyangan saat ini manakala manisnya cuan dengan anggaran yang fantastis itu terelasasi , lantas siapakah yang paling beruntung dari pembangunan itu , apakah masayarakat ataukah segelintir golongan saja ini pertanyaan lanjutan yang sering ditanyakan .
Skema hasil dan untung di depan berkamuflase dalam sebuah sistem , kita anlogikan dengan pemberian sertifikat gratis , namun biaya lain pasca Sertifikat Gratis itu saat akan dijual luar biasa angkanya , mulai dari pajak penjual, pembeli, pemecahan , akte jual beli dan biaya biaya lainnya .
Akankah calon calon pemimpin Bali Dan Buleleng memikirkan hal itu di tinjau dari aspek jangka pendek ,menengah dan jangka panjang demi untuk kepentingan bersama daerahnya
Sampai saat ini team media belum pernah di media massa menemukan pemaparan visi dan misi yang fresh dan kontruktif , paling banyak menyerang dan menjatuhkan sebuah siklus kepemimpinan , pertanyaan kembali adalah apakah pasca pergantian kepemimpinan nantinya akan lebih baik , ataukah sama , atau lebih mundur dan janji manis hanya berlaku saat kampanye saja , bukan di pembuktian sebagai pertanggungjawan etika dan moral dari ucapan mulia sang pemimpin yang perlu di kawal nantinya (Tim)
Editor : Imam Heru Darmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar