INTELMEDIABALI.ID - Perjalanan narasumber dari Bandara Lede Kalumbang Tambolaka Sumba Barat Daya menjadi pengalaman yang berkesan mengingat seseorang dengan kerendahan hatinya bercerita tentang sebuah keinginan mengubah wajah generasi Sumba Barat menjadi generasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Berbagai ide kreatif dilontarkan dibelakang kemudi kendaraan dengan rasa optimisme jika program yang direncanakan ini dapat berkelanjutan maka tidak mustahil impian Sumba Barat menjadi daerah maju akan terjadi.
Enos demikian beliau dipanggil, lulusan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Tahun 2004 dengan nama lengkap Enos Umbu Tonda Pandango, S.Pt berusaha merealisasikan kerinduannya akan program kegiatan kecintaan generasi muda Sumba Barat akan tanah airnya. Kegiatan yang dirancang dengan pola Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Tingkat Pelajar ini berkolaborasi dengan Korps Menwa Indonesia Provinsi Bali.
Lebih lanjut, bapak 4 orang anak yang saat ini bertugas sebagai Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga Sumba Barat menuturkan keprihatinannya akan sikap generasi muda yang mulai pudar terhadap sopan santun dan tata krama terhadap orang tua karena terfokus pada teknologi digital yang tidak ada batasannya. Melihat kondisi ini, pria yang pernah menjabat Wadanyon Menwa A-901/Mayurajana Universitas Udayana tahun 2001 bertekad membuat terobosan baru untuk pertama kalinya di Sumba Barat bahkan di seluruh daratan Sumba.
Sehingga Sumba Barat yang menjadi tempat kelahiran pria yang pernah menjabat Kepala Bidang Layanan Pemerintah Berbasis Elektonik Diskominfo Sumba Barat ini diharapkan mampu menjadi salah satu kabupaten terbaik di Nusa Tenggara Timur bahkan di Indonesia tentang Pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi generasi muda.
Salah satu tekad yang ditempuh mantan Lurah Kelurahan Kampung Sawah Waikabubak ini berupa kepercayaan Korps Menwa Indonesia sebagai Ketua Korps Menwa Indonesia Kabupaten Sumba Barat periode 2024-2028 dengan harapan dapat memperkuat setiap impian positif kecintaan tanah air. Mantan Paskibraka mewakili NTT Tahun 1996 ini dengan kolaborasi berbagai pihak yang peduli akan perkembangan generasi baru Indonesia masa depan.
Tanpa terasa perjalanan narasumber berhenti di lokasi tujuan kegiatan di Waikabubak setelah melewati berbagai pemandangan indah dari Sumba Barat Daya ke Sumba Barat karena pembicaraan penuh rasa persaudaraan dengan canda tawa tanpa menghilangkan fokus terhadap rasa cinta tanah air ini memberi inspirasi tentang sebuah kepedulian seseorang Putra Daerah Bumi Marapu kepada Indonesia melalui cara sederhananya. (HLDY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar