INTELMEDIABALI.ID
Analisis framing dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana suatu peristiwa dipahami serta dibingkai oleh media. Kita bisa saja melihat berita yang sama diberitakan secara berbeda oleh media
Efek framing Sendiri adalah jenis bias kognitif atau kesalahan dalam berpikir. “Framing” mengacu pada apakah suatu opsi disajikan sebagai kerugian (negatif) atau keuntungan (positif).
Teori Framing menyatakan bahwa media tidak hanya menentukan isu apa yang penting, tetapi juga bagaimana isu tersebut disajikan. Ini mencakup pilihan kata, sudut pandang, dan aspek mana dari cerita yang disoroti atau diabaikan untuk sebuah kepentingan
Framing merupakan sebuah pembingkaian pada suatu peristiwa. Bisa dikatakan, bahwa pembingkaian bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang berguna untuk menyeleksi isu serta menuliskan sebuah berita. Analisis framing adalah sebuah analisis wawancara versi baru, untuk menganalisis teks media. Tujuan dari munculnya pembingkaian adalah untuk mengumpulkan informasi-informasi terkait media massa atau menyatukan setiap masalah-masalah yang terjadi pada media yang akan dianalisis. Manfaat dari framing adalah sebagai sarana untuk menggali setiap informasi yang ada didalam pembingkaian tersebut, untuk membuat seseorang lebih ingin tahu tentang pembingkaian, ketertarikan pada apa yang tidak terlihat bisa jadi sama besarnya dengan apa yang kita lihat.
Konsep analisis farming pertama kali dikenalkan oleh Erving Goffman (1974) lewat bukunya yang berjudul Frame Analysis: An Essay on The Organization of Experience. Menurut Erving, analisis framing ialah suatu definisi pada situasi yang didirikan oleh prinsip-prinsip sebuah organisasi yang mengatur suatu kejadian serta keterlibatan subjektivitas yang kita miliki.
Contoh framing di media massa misalnya pada twitter, menginformasikan terkait hal-hal mengenai kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Selain di TV, banyak sekali kejadian-kejadian yang diinformasikan didalam media massa lainnya seperti pada facebook, Instagram maupun twitter. Contoh informasi yang terdapat pada twitter salah satunya ialah, menginformasikan terkait serangkaian fenomena alam seperti, gempa bumi yang terjadi belakangan ini. Tujuan diinformasikannya suatu kejadian didalam media massa, ialah agar para warga di media social bisa antisipasi atau waspada. Tujuan lainnya adalah, karena zaman sekarang, orang-orang jarang sekali melihat berita yang terdapat di TV. Itu sebabnya, selama ada media elektronik lainnya, alat elektronik seperti handphone pun bisa dijadikan sebagai alat pencari informasi.
Cara menggunakan alat komunikasi seperti handphone tersebut sangatlah mudah, simple serta canggih. Ketika didalam handphone terdapat media massa seperti twitter, Instagram dan facebook, Tiktok dan kita dapat dengan mudah mencari informasi yang telah dikumpulkan.
Pesan moral dari penulis , insan pers haruslah tetap netral dan independen dalam pemberitaan dan memberikan informasi ke publik , dan tidak hanya mengejar keuntungan dari berita Advertorial semata walaupun pada dasarnya di bolehkan sebagai sebuah perusahan yang berbentuk perusahaan media
Memfarmingkan sesuatu sesuai dengan pesanan adalah sebuah kejahatan serius , dalam dunia pers adalah adanya sebuah niat jahat yang melanggar kode etik profesi dan peran pers sebagai pilar demokrasi dirusak oleh oknum oknum nya sendiri
Writer /Editor ; Imam Heru Darmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar