Buleleng, Debat Ketiga Pilkada Buleleng 2024 sudah usai. Mencermati jalannya debat, baik debat pertama, kedua, dan ketiga, maupun pelaksanaan kampanye, tim pemenangan masing-masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sama-sama optimis memenangkan Pilkada Buleleng 27 November 2024 nanti.
“Optimis. Posisi menang kayaknya,” ujar IGK Krisna Budi, Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor Urut 1 Nyoman Sugawa Korry-Gede Suardana, saat diminta komentarnya usai Debat Ketiga Pilkada Buleleng 2024 di Banyualit Spa & Resort Lovina, Rabu (20/11/2024).
“Optimis memenangkan 27 November dengan 70 persen,” kata Ketut Ngurah Arya, Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor Urut 2 Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna di tempat yang sama usai debat ketiga.
Menurut Krisna Budi, dirinya yakin jagoan KIM Plus menang karena dalam debat paslonnya sangat menguasai masalah. “Mudah-mudahan dengan penguasaan masalah calon pemimpin ini bisa merubah keadaan di Buleleng. Masyarakat kan sudah cerdas siapa yang akan dipilih,” jelasnya.
Krisna Budi yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini mengatakan, paslon Sugawa-Suardana trennya terus naik. Antusiasme masyarakat yang datang saat Sugawa-Suardana kampanye tinggi. “Yang kita prediksi 500, ternyata yang datang sampai 1.000 orang. Ini kan luar biasa. Masyarakat ingin perubahan,” katanya.
Apalagi, kata Krisna Budi, saat digelar Jalan Sehat Bahagia dan Konser Dewa 19. Menurutnya, saat Pilpres 2024 lalu, masyarakat yang tidak segencar seperti sekarang pasangan Prabowo dan Gibran memperoleh 54 persen suara. “Kalau sekarang saya prediksi 60 persen,” paparnya.
Sementara Ketua Tim Pemenangan Paslon Sutjidra-Supriatna, Ketut Ngurah Arya, pihaknya optimis memenangkan Pilkada Buleleng 2024 karena paslon dan tim pemenangan tidak bermain dengan kata-kata. Tidak hanya beretorika, dan tidak membohongi masyarakat.
“Kami optimis karena apa yang kami sampaikan riil adanya. Kalau memang masyarakat cerdas sekarang, tidak akan menerima kata-kata yang serba semu. Saya yakin itu,” ujarnya.
Ngurah Arya menyatakan akan meyakinkan masyarakat bahwa apa yang disampaikan aslon Sutjidra-Supriatna adalah nyata. Sebab, pihaknya di DPRD Buleleng juga yang mengeksekusi anggaran dan tahu tentang Buleleng. Tentang guru, misalnya, kata dia, sudah ada aturan tentang gajinya. Juga tentang perbekel sudah ada aturan tentang penghasilannya.
Menurut Ngurah Arya yang juga Ketua DPRD Buleleng ini, yang bisa diberikan kepada perbekel adalah dari beban kerja. Kalau memang keuangan daerah mampu, tidak hanya Rp 10 juta, tapi bisa lebih.
“Tapi yang kami pikirkan bukan kepala desa (perbekel, red) dan guru saja, tetapi seluruh masyarakat Buleleng. Karena Bupati itu harus menyejahterakan seluruh masyarakat Buleleng, bukan parsial. Ini (perbekel dan guru, red) di-nomorsatukan-kan hanya untuk kepentingan politik semata,” tandas Ngurah Arya. (bs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar